Pada awalnya saya merasa kurang percaya diri dengan bentuk mata yang saya miliki. Saat itu saya tengah duduk di bangku SMA kelas 2. Pada saat itu syndrom softlens sedang gencar-gencarnya diikuti oleh hampir semua siswa SMA. Selain harganya yang terjangkau, Softlens atau lensa kontak juga dapat menambah rasa percaya diri. Softlens juga mewarkan berbagai warna seperti cokelat, abu-abu, biru dan masih banyak lagi warna dan motif yang kita bisa memilih Softlens yang kita inginkan.
Saat itu saya juga terjangkit syndrom penggunaan softlens dan sayapun membeli softlens berwarna cokelat. Harganya sangat terjangkau dan hasilnya mata sayapun terlihat lebih indah. Setelah beberapa bulan pemakaian, saya merasakan adanya keanehan ketika menggunakan softlens. Pada awalnya saya tidak memperdulikan hal tersebut. Saya tidak menyadari bahwa saya sering sekali tidak mencuci tangan ketika akan menggunakan Softlens.
Setelah saya membaca ringkasan singkat sebuah blog yang membahas tentang resiko menggunakan softlens dikatakan bahwa Menurut Dr. H. Dwight Cavanagh, seorang profesor ahli mata dari Southwestern Medical Center, Amerika Serikat dalam tulisannya “Eye and Contact Lens” pada 2003, mengungkapkan sebanyak 2.500 pengguna lensa kontak mengalami “corneal ulcers”. Hal itu terjadi pada pengguna yang menggunakan lensa kontak setiap hari.
Corneal ulcer